Selasa, 14 Juni 2016

3 Cara Menjadi Vokalis Band Terbaik | SepertiLegenda

3 Langkah Jadi Vokalis Hebat di Band
Hallooo,,,, semua,,,, 
ikuti artikel saya tentang menjadi anak band yee,,,
semoga brmanfaat,,,


Profesi apa yang membuat “pusing” dan kemudian membuat “tidur tak pernah nyenyak” cukup lama? Belum lagi beban yang harus dipikul atas piliihan profesinya itu. Coba tanya ARIEL [NOAH],  Once [Dewa 19],  Ifan [Seventeen], Arya [Samsons], Tirta [Drive], atau Donald [Jamrud]. Masuk band hebat tidak membuat semuanya jadi lebih mudah. 

“Siapa bilang jadi vokalis salah satu band itu enak? Susah tahu….”
NAMA-NAMA yang saya sebut di atas, adalah vokalis dengan karakter suara yang hebat. Dari pop sampai rock. Tapi siapa yang kenal mereka sebelumnya, tatkala band yang mereka “bela” masih punya vokalis lama dengan ciri dan karakter yang kuat. Once menggantikan Ari Lasso yang nyaris jadi “ikon” dari Dewa 19. Kemudian Ifan, adalah pengganti Doni, yang notabene adalah pendiri Seventeen. Arya menggantikan Bams di Samsons. Siapa sangkal pengaruh Bams amat kuat di lagu-lagu Samsons? Atau Tirta, vokalis ke 3 Drive, yang bakal kerap dibandingkan dengan Anji, yan bersolo karier. Dan Donald adalah cerita naas, karena didapuk jadi pengganti Krisyanto, vokalis legendaris Jamrud [yang akhirnya balik lagi –red].
Beban sebagai vokalis baru yang selalu dibandingkan, disandingkan dan mungkin di-bully ketika ternyata tidak sesuai ekspektasi penggemarnya adalah risiko yang harus mereka terima. Caci maki, serapah, atau mungkin timpukan batu atau botol air mineral ketika di panggung, adalah cerita sedih yang harus mereka lewati.  Yang berhasil, tentu bonusnya adalah popularitas yang mereka impikan. Yang gagal, kalau tidak diganti, ya band-nya bubar sekalian. Meski biasanya, opsi pertamanya adalah mengganti vokalisnya kalau memang tidak cocok.

“Vokalis kalau tidak punya kimiawi dengan  personel lainnya, mendingan diganti.”
Hal pertama yang harus dikuasai oleh vokalis baru sebenarnya adalah pemahaman materi dari band itu. Maksudnya adalah: vokalis baru itu harus tahu latarbelakang dan sejarah terbentuknya band itu. Kemudian dia tahu hits-hitsnya, dan lata belakang lagu-lagu yang pernah ada. Mengapa jadi penting, karena pengalaman saya ketika ngobrol dengan banyak vokalis pengganti, mereka ternyata berlatarbelakang fans, tapi tidak didukung pemahaman yang kuat. Intinya: belajar sejarah band adalah mutlak. Jangan hanya jadi penyanyi saja, tapi “buta” sejarah band yang dimasukinya.
Kedua, dia harus punya penguasaan materi. Bedanya dengan pemahaman  materi adalah: vokalis baru itu benar-benar harus menguasai, tidak hanya paham, materi lagu dan filosofi-filosofi apapun yang ada di band tersebut. Dia harus menguasai lagu-lagu yang pernah jadi hits, termasuk bagaimana lagu itu dengan vokalis sebelumnya, bisa jadi hits. Kemudian menguasai “roh” setiap lagu lama yang dibawakan ulang, menciptakan ciri khas, dan memberi aksentuasi baru pada lagu-lagu anyar yang dibuat.

“Penguasaan materi lagu dan komunikasi di panggung jadi hal penting kalau mau jadi vokalis band.”
Penguasaan performance menjadi syarat ketiga yang harus diketahui. Bagaimana cara bernyanyinya, cara berhadapan dengan audiens, cara menguasai panggung dan komunikasi personal dengan personel lainnya. Diluar itu, bagaimana dia bertanggungjawab atas pilihannya sebagai frontman, berkaitan dengan  imej, disiplin. Penampakan audio visual yang enak ditonton dan mampu memberi nyawa pada setiap penampilannya.
Apakah setelah semua syarat itu dikuasai, kemudian mutlak bakal sukses dan ngetop? Tentu saja tidak, ada fakor keberuntungan yang harus hinggap, termasuk mendapat materi lagu yang pas dengan suasana hati, karakter vokal dan materi yang bagus secara lirik dan aransemen. Tapi paling tidak, calon vokalis pengganti bisa bisa menjadikan apa yang saya tulis di atas sebagai satu patokan. Bisa menyanyi saja tidak cukup, perlu punya “kecerdasan” lain yang jadi nilai tambah. Banyak yang sukses dan akhirnya jadi ikon baru grupnya, tapi tidak sedikit yang “tak kuat terbeban” dan akhirnya jatuh atau malah terpuruk bersama band-nya.

Siapa bilang jadi vokalis enak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar